Selamat datang di blog Mika Mika! Keep calm and happy reading~

Kuro si Kucing Hitam Episode 3

kuro-hitam ep.3
Kuro si Kucing Hitam (Episode 3 - Cat Warna)

Hari jumat, di sekolahku sewaktu kelas 5 SD, biasanya sebelum memulai pelajaran semua disuruh untuk senam pagi. Setiap hari jumat jadwal pelajarannya hanya bahasa indonesia, pkn, dan mengambar. Aku paling suka dengan mengambar. Pelajaran terakhir, guru kesenian masuk kelas. Dengan muka sangar, penggaris besar, dan peralatan gambarnya, ia mulai menuju meja guru.

"Keluarkan buku gambar kalian", ia memerintahkan murid-murid dengan tegas. Semua murid takut padanya. Hari itu ia meminta kami menggambar bebas. Dia hanya bermain hape jadulnya. Bila kelas berakhir, ia pasti memberikan kami sebuah PR. Kali itu, PR-nya adalah melukis dengan cat warna.

Dulu aku tidak punya cat warna dan harus membeli satu yang baru. Siang itu, sepulang sekolah aku langsung menemui mama.
"Ma, aku mau ke toko buku seberang. Minta uang mau beli cat warna."
"Bukannya kamu punya pensil warna?"
"Guru minta pake cat warna, ma..."
"Ya sudah, ini uangnya. Beli yang murah aja."
Kuro datang mendekatiku. Ia menjilati jariku lagi.
"Kamu lapar ya?", kemudian dibalas meow kecilnya.
"Ma, Kuro belum di kasih makan ya...?"
"Belum. Kamu ajak dia pergi makan aja~", teriak mama dari dapur.
"Iya deh... Aku keluar beli cat warna dulu ya, ma..."

Akupun pergi keluar untuk membeli cat warna. Kuro hanya mengikutiku dari belakang. Setelah membeli cat warnanya, aku langsung pergi mampir ke warung dekat rumah buat beli nasi uduk.
"Meoooww~", Kuro melihatiku seperti dia sangat lapar.
"Sabar ya Kuro. Kita makan pas di rumah saja..."

Sesampainya di rumah, aku memberi sedikit nasi uduk-ku dengan ikan yang barusan mama goreng. Aku membiarkan Kuro makan sendiri di dapur. Aku ke kamarku untuk mulai melukis sambilan makan nasi uduk-ku. Tak terasa waktu sudah menunjukan jam 3 sore. Kamarku jadi berantakan penuh dengan kertas. Akupun ke dapur untuk mengambil cemilan, sekalian juga membuat semangkuk susu buat Kuro. Tak lama dari dapur, aku kembali ke kamar dan melihat kamarku berantakan dengan cat warna. Ya, si kucing hitam itu sudah mengacau di kamaku.
"Kuro...!", aku berteriak menangkapnya. Lantai, dinding, meja belajar, kasur, serta lukisanku hancur, semua tercecer oleh cat warna.
"Kucing nakal!", aku melemparnya ke luar jendela. Mamapun masuk ke kamar.
"Ya ampun dek! Main apa kamu di kamar ini?! Bukannya bikin tugas malah berantakin kayak gini?!"
"Itu ma... Kuro-"
"Sudah...sudah! Cepet bersihin!"

Ujung-ujungnya aku dimarahi mama. Kuro kembali masuk kamar dan mengosok-gosokan bulunya ke kakiku
"Lihat ulahmu itu, aku jadi kena marah mama!"
"Meoooww~", kucing itu pergi dari kamarku. Akupun menyadari, ternyata cat warnaku sudah habis tercecer oleh Kuro. Bahkan mau minta mama membelikan yang baru, pasti tidak akan dibelikan.
"Yah, gimana nih... Besok sudah harus dikumpul, malah sial begini..."

Besoknya, PR kemarin harus dikumpulkan. Dengan gambar yang acak-acakan karena kejahilan Kuro, terpaksa aku mengumpulkan tugas itu. Dan apa yang terjadi...wajah guruku mulai mengkerut.
"Siapa yang membuat ini?", tanya guruku sambil memperlihatkannya ke murid-murid di kelas.
Aku hanya menunjuk tangan dan maju ke depan kelas.
"Kamu yang buat kayak gini?"
"I-iya...pak...", wajahku tak bisa menatap wajahnya yang sangar itu.
"Bukan orang lain?"
"Bu-bukan pak..."
"Kamu kreatif sekali buat kayak ginian. Bagus...bagus...", sambil manggut-manggut.
"Ya, pak?"
"Saya bilang gambaran kamu itu kreatif dan bagus, bisa bikin seperti ini. Sudah, kamu balik ke tempat duduk! Saya gak suruh kamu maju ke depan 'kan?!", dia marah sendiri.

Pada akhirnya, guruku memberi nilai 70 untuk tugas melukisku. Meski bapak itu cuma menilai cap tangan Kuro.

-Episode 3 End-

Story by: MikaMika | @kuroneko188

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LOVE PSYCHEDELICO - Beautiful Days Lyrics

Kuro si Kucing Hitam