Selamat datang di blog Mika Mika! Keep calm and happy reading~

Kuro si Kucing Hitam

maafkan daku karena cover yang jelek ini...
Dulu kecil, aku sering sekali menonton film kartun. Setiap pagi di hari minggu, selalu menonton kartun-kartun lucu di TV, dan ada satu film kartun yang aku masih ingat sampai sekarang. Aku tak ingat pasti judulnya, tapi di suatu cerita ada seorang anak laki-laki yang nakal bertemu dengan seekor kucing. Kucing berwarna hitam pekat dengan mata berwarna kuning dan merah.

Setiap kali anak laki-laki itu pergi ke suatu tempat, ia selalu menemui kucing hitam tersebut. Kucing itu membuatnya gelisah. Dia pun bertanya pada orang sekitarnya, "apa kalian tadi melihat ada seekor kucing hitam?" dan orang lain menjawab tidak melihatnya. Orang-orang berkata, "bila kita bertemu dengan kucing berwarna hitam itu artinya nasib sial sudah menanti kita!". Tentu saja itu hanya takhayul dan anak itupun hanya tertawa. Namun di lain cerita, anak laki-laki itu mendapat malapetaka
dari kesialan kucing hitam itu. Anak laki-laki itu dikejar-kejar kesialan dan selalu mendapat masalah besar. Akibat kartun itu, aku mempercayai kalau setiap bertemu kucing hitam, berarti kita akan mendapat kesialan.

Suatu hari saat pulang sekolah. Aku melihat seekor kucing berwarna hitam. Itu membuatku sedikit takut. Akupun berlari menyeberangi jalan dan hampir tertabrak motor. Aku berlari sampai ke taman kanak-kanak di bawah tanjakan jalan. Kucing hitam itu masih mengikutiku. Dengan cepat aku bersembunyi di balik tembok sebuah kantor kecil di sana. Tak sadar, kucing itu sudah ada tepat di depanku. Aku ketakutan dan hanya menutup mataku. Aku merasakam geli pada jari kakiku. Aku membuka sedikit mataku dan ternyata kucing itu menjilati jari-jari pada kaki mungilku ini. Aku berjongkok melihatnya dengan dekat. "Kau tidak seram, matamu tidak bewarna kuning dan merah, matamu coklat, bulumu juga tidak semuanya hitam". Ya...dia hanya anak kucing, sangat menggemaskan. Anak kucing hitam itu sepertinya kelaparan. Dia terus menjilati jari-jari kakiku. Aku menggendongnya dan membawanya pulang ke rumah.

Tiba di rumah, aku memberinya segelas susu di sebuah mangkok makan cereal-ku. Kucing itu lahap sekali meminumnya. Setelah selesai minum, aku membawanya keluar dan membiarkan ia pergi. Ketika ingin masuk ke rumah, kucing mungil itu masih saja mengikutiku. Aku menendangnya keluar, tapi tetap saja ia menempel tak mau pergi. Akupun membawa kucing itu ke taman kanak-kanak sebelumnya dan meninggalkannya di sana. Besoknya, kucing itu sudah menungguku di depan rumah. Aku sedikit takut dan berlari menjauh dari kucing itu. Setiap pulang dari sekolah kucing itu mulai mengikutiku lagi. Mengikutiku hingga ke rumah. Aku mencoba mengusirnya. Dari dalam rumah, aku mencoba mengintip dari jendela sebelah pintu. Kucing itu masih di sana. Sepertinya dia lapar. Aku ingin memeliharanya, tapi mama akan marah bila memeliharanya. 

Setiap hari ia selalu menunggu di depan rumah. Aku mulai kesal melihat kucing kecil itu. Aku menangkapnya dan memasukannya dalam kardus bekas. Aku membuangnya ke tempat sampah. Aku pikir dia tidak akan kembali lagi, tapi dia masih saja kembali. Melihat kucing kecil itu selalu menunggu di luar rumah, mamapun merasa sedikit kasihan melihatnya.

Pada akhirnya, kami memelihara kucing hitam itu. Mama menyuruhku memberi nama kepadanya. Saat itu aku tidak tahu akan memberi nama apa. "Loli? Poli? Pussy? Doggy?", aku bahkan tak pandai memberi nama. Tapi aku teringat dengan film kucing robot 'Kurobot' yang baru-baru itu tayang di TV. Kuro, karakter utama di kartun itu yang artinya adalah hitam. Dari situlah akupun memberi nama kucing mungil itu Kuro.


(Ini cuma cerita... jangan dianggap serius ya...)

Story by: MikaMika

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LOVE PSYCHEDELICO - Beautiful Days Lyrics

Kuro si Kucing Hitam Episode 2